Pagi ini saya membaca kicauan @BeritagarID tentang Masjid Arqam Bab Al Rahman di Pantai Lere, Palu yang katanya menjadi bagian dari elegi. Rumah ibadah ini sudah tak lagi digunakan, dibiarkan tergerus di bibir pantai.

Saya tertarik pada ‘elegi’, sebuah kata yang terdengar begitu puitis. Mungkin itu sebabnya ia sering dicomot menjadi judul lagu, cerpen, atau puisi. Salah satunya ‘Elegi Esok Pagi’ milik Ebiet G. Ade.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan elegi sebagai ‘syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita (khususnya pada peristiwa kematian)’. Dalam lagu itu memang Ebiet mengungkapkan lara hatinya lantaran menanggung rindu yang teramat dalam.

Masjid Arqam Bab Al Rahman itu pun menyimpan duka dan ratapan jamaahnya selepas gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala 28 September 2018.

[SvB]