Student

Sajadah Panjang dan Sajadah Lebar

Saya begitu terharu tiap mendengar Bimbo menyanyikan lagu Sajadah Panjang.

Ada sajadah panjang terbentang, dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba, kuburan hamba bila mati

(Sajadah Panjang oleh Bimbo)

Tapi coba deh ke mesjid saat shalat jumat atau ied. Yang sering kita jumpai malah sajadah lebar, yang dibentangkan pemiliknya lalu dipakai sendiri. Sajadahnya sih bagus, desain maupun bahannya, dan kayaknya sih mahal harganya. Sayangnya, sajadah lebar itu membuat shaf kita longgar, tidak rapat. Sementara kita tahu, rapat dan lurusnya shaf menjadikan sempurna shalat berjamaah yang kita kerjakan.

Memang sih bukan sepenuhnya salah pemakai. Perancang sajadah punya andil juga. Ia mungkin tidak sadar kalau produk yang dirancangnya bisa membuat shaf shalat jadi longgar. Buat dia, yang penting enak dan nyaman dipakai.

Jadi ada dua orang deh yang kita salahin. Heheheā€¦. Ah, gak usah ah. Lebih baik kita aja yang menyesuaikan. Buat kamu-kamu yang suka bawa sajadah lebar buat shalat berjamaah, mendingan tuh sajadahnya dibentangkan melintang aja. Posisi landscape, gitu. Jangan membujur (portrait). Jadi bisa kamu pakai bersama orang di sebelah kamu. Lumayan kan berbagi kenyamanan dalam shalat, sekaligus memelihara kerapatan shaf demi sempurnanya shalat berjamaah.

Author: Suryadi van Batavia

Apa yang kamu katakan hari ini?

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.